Kamis, 15 Januari 2009

Domain

Internet terdiri dari jutaan komputer sebagai host yang tersebar di seluruh dunia yang kesemuanya saling berhubungan melalui suatu bentuk jaringan dengan hirarki tertentu. Host-host tersebut saling berkomunikasi melalui suatu protokol standar yang disebut TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). Agar setiap komputer yang membentuk jaringan internet dapat berkomunikasi satu sama lain, maka masing-masing haruslah memiliki alamat tertentu. Alamat ini haruslah unik, jadi, tidak bolah ada dua host yang memiliki alamat yang sama.
Sistem pengalamatan yang digunakan berupa kombinasi 4 deret bilangan antara 0 s/d 255 yang masing-masing dipisahkan oleh tanda titik (.), mulai dari 0.0.0.1 hingga 255.255.255.255. Deretan angka-angka ini dikenal sebagai alamat IP (IP address). Setiap host yang tersambung dalam jaringan internet harus memiliki alamat IP sebagai pengenal agar dapat bekomunikasi dengan host lain dalam jaringan. Pengalamatan berbasis IP ini memungkinkan internet mengalamati lebih dari 4 milyar host. Pada kenyataannya, tidak semua kombinasi alamat IP bisa dipergunakan. Ada beberapa kombinasi khusus yang dicadangkan untuk keperluan tertentu sehingga tidak boleh digunakan untuk keperluan pengalamatan, contohnya adalah IP 127.0.0.1 yang diperlukan untuk menunjuk (lookup) ke host lokal.
Walaupun secara teknis sistem pengalamatan berbasis IP ini cukup handal, tetapi ia masih memiliki kelemahan. Otak manusia umumnya tidak mudah untuk mengingat kombinasi angka dalam jumlah besar. Solusinya adalah mengasosiasikan nomor IP tersebut dalam kombinasi huruf yang membentuk sebuah nama yang mudah diingat. Nah, nama host sebagai pengenal di jaringan internet inilah yang kita sebut sebagai domain, sedangkan sistem pengalamatan berbasis domain dikenal sebagai Domain Name System (DNS).

Nama Domain adalah nama unik yang diberikan untuk mengidentifikasi nama server komputer seperti web server atau email server di internet. Nama Domain memberikan kemudahkan pengguna di internet untuk melakukan akses ke server dan mengingat server yang dikunjungi dibandingan harus mengenal deretan nomor atau yang dikenal IP. Nama domain ini salah satu jenis system yang melayani permintaan pemetaan alamat IP ke FQDN(Fully Qualified Domain Name) dan dari FQDN ke IP address.

Domain terdiri atas level-level sebagai berikut :

1.Top Level Domain Name adalah deretan kata dibelakang nama domain seperti .com (dotcommercial), .net (dotnetwork), .org(dotorganization), .edu(doteducation), .gov(dotgoverment), dan .mil(dotmilitary).
2.Second Level Domain Name (SLD) adalah nama domain yang anda daftarkan. Misalnya nama domain yang anda daftarkan adalah domainku.com, maka domainku adalah SLD dan .comnya adalah TLD.
3.Third Level Domain adalah nama sebelum Second Level Domain dan Top Level Domain. Misalnya nama domain yang anda miliki adalah domainku.com, maka anda dapat menambahkan nama lain sebelum domainku, yaitu mail.domainku.com atau search.domainku.com.

Minggu, 28 Desember 2008

ARTI OMBAK MENANGIS

Sepertinya hari ini aku begitu lelah. Barusan aku pulang dari pantai. Aku pergi bersama teman-temanku. Ada 8 orang termasuk aku. Namaku dina, nama temanku yang lain ada prisa, yomiko, lisa, runi, ani, avi, guntur. Guntur adalah satu-satunya cowok dalam gengku. Paling sering kami nongkrong di warung mina. Makanya geng kami namanya geng mina.
Kami baru saja habis melakukan perjalan jauh. Otak kami puyeng sempoyongan. Sehabis ulangan umum memang begitu. Biar otak plong kami memutuskan untuk jalan-jalan. Kamu tau? Kami tersesat di antara orang-orang asing. Kami terpisah dengan 2 orang teman kami yaitu avi dan guntur. Kami bingung mau nyari mereka di mana. Untung saja ada ponsel. Kami pun menghubungi mereka. Sama dengan bohong kami tak tau petunjuk apapun untuk mengetahui keberadaan masing-masing. Singkat cerita akhirnya kita bertemu di ujung pulau. Ujung benar-benar ujung. Dekat pantai. Kami berlari dan saling berpelukan. Tapi entah mengapa tiba-tiba. Aku ingin memegang ombak pantai. Segera aku lari dan melipat celana panjangku. Seolah aku terpanggil. Aku sentuh air dalam ombak itu. Aku usapkan pada bagian kepala. Aku ingat kata-kata ibu. Jika kita ke pantai kita harus menyentuhkan bagian tubuh kita dengan air pantai, walau basah sedikit. Setidaknya kita harus menyantuh.
Tak tau kenapa setelah itu mataku terasa perih. Ingin menangis. Tapi aku malu pada matahari yang mau tenggelam itu. Air membasahi pipiku. Tapi kurasa aku masih menahan tangis. Mungkin, air mata dalam ombak pantai itu ?......
Hingga aku begitu merasa bersalah, aku begitu ceroboh karena aku tak tau bahwa aku salah jalan kemarin, ketika masa lalaku teringat. Aku pun benar-benar menangis.
Beruntungnya aku, sebelum mati aku sudah menyadarinya.



26 December 2008
Arti ombak menangis,

Jumat, 19 Desember 2008

JALAN ANTASURA




Ketika ku bangun dari tidurku
Membuka lembaran baru dalam segudang peristiwa
Sesaat aku menenangkan pikiran
Merenungkan perbuatan yang kulakukan kemarin hari
Menuangkan di setiap nafas baruku
Sejenak membasuh wajah dengan air segar
Meniti setiap gayung sepeda yang kupakai
Menghirup udara yang segar
Tapi kupikir tak sesegar minggu kemarin
Kendaraan berlalu lalang
Padahal masih pagi,
Tak seperti biasanya, hari ini asap mengepul ramai

Hingga aku sampai di jalan empat arah
Ke kanan aku meluncur melalui jalan miring
Wah…wah… sepedaku berjalan tanpa kudayung,
Kiri kanan ku tengok
Banyak hal ternyata yang aku sendiri tak pernah peduli
Rumah sampah, warung pojok, ayunan pohon di perumahan rindang
Lingkungan yang begitu dekat denganku,
Sudah lama aku diam,

Di bibir jalan
Seorang yang tua tersenyum padaku,
Padahal tak satu pun aku kenal disana,
Balas senyum, lalu aku mulai berbelok kesudut kiri jalan
Keadaan yang berbeda dari lingkungan runahku,
Hiru pikuk makin ramai,
Kotak asap menghembuskan angin kearahku,
Hitam pekat begitu panas rasanya,

Sepeda tak ku dayung,
Seperti mau menepi di depan rumah bertingkat,
Biasanya aku melihat sepasang gadis berjilbab disana,
Mata ku mainkan kearah atas yang sengaja pura-pura lewat,
Tak ada balas tatap,
Dahaga, akan air dan kesegaran perut
menghentikanku di persimpangan jalan antasura,
Sekedar mengisi kekosongan lambungku,
Dari kecil aku hidup disini,
Dengan lingkungan yang aku cintai,
Seakan tanah ini aku berpijak dan tempat asal para nenek moyangku
Jalan antasura yang begitu asri,
Gang rumahku asri yang membuat nyaman dihati…


Minggu, 2 October 2008
JALAN ANTASURA GANG ASRI

Rabu, 26 November 2008

Rambut Kusut Nenekku

Aku berkunjung kerumah nenek, kebetulan hari ini adalah rahinan purnama. Semua keluargaku berkumpul untuk sembahyang. Keadaan rumah nenek sangat berbeda dengan keadaan rumahku. Nenek tinggal disana bersama salah satu anaknya dan istri anaknya. Aku kasihan pada nenekku. Tidak ada seorang yang mau perhatian dengannya kecuali ayahku. Nenekku sedang mengidap sakit parah. Beliau tidak bisa bangun dari ranjangnya. Penyakit yang menggerogotinya membuat tubuhnya begitu kurus. Saat itu, aku sengaja diam-diam masuk kekamar nenek. Aku melihat nenek tidur terlentang. Ketika itu aku memandangi nenek dalam-dalam. Dalam hati aku berfikir apakah jika kita sudah tua nanti selalu berakhir sakit tak berdaya. Aku bisa merasakan aura kangen nenek akan kepergian kakek dulu. Nenek lupa kalau kakek sudah meninggal. Terus bertanya tentang kakek. Ayahku sangat sabar, hampir tiap hari ayah menjenguk nenek. Padahal rumahku lumayan jauh dari rumah nenek. Yang aku kesalkan, mengapa menantu nenek yang aku sering panggil buk mas itu tidak mau merawat nenek. Dia jijik dengan nenek. Dia itu tidak mau dekat-dekat nenek. Memang nenek sering ngompol atau buang air besar di ranjang. Tetapi buk mas benar-benar tega membiarkan nenek seperti itu. Aku begitu merasakan perbedaan keadaan nenek dulu, sebelum dan sesudah sakit.
Hampir setiap hari nenek memejamkan matanya. Aku ingin sekali membuat nenek bahagia. Tidak pernah lagi aku melihat senyuman nenek sekarang. Tak bosan aku memandangi nenek. Aku tak tahu apakah nenek masih mengingatku. Hari sudah mulai gelap, cahaya lampu ikut redup. Lekas aku menutup jendela kamar. Tiba-tiba aku mendengar nenek mengigau. Nafas nenek yamng terengah-engah. Kebetulan ada minyak urut. Sambil mengkibas-kibaskan buku, aku mengusap wajah nenek. Terlihat wajah nenek yang berkerut, dahinya memperlihatkan banyak kerutan. Kepalanya yang kering menandakan tak ada kesan dalam hidupnya. Bagimana tidak, nenek terkurung dalam kamar dan jeratan obat. Ketika aku menyentuh dada nenek, terasa sangat tipis antara tulang dan kulit. Tangan nenek terasa dingin, seperti jarang disentuh. Rambut yang terurai panjang membuatnya terlihat anggun tetapi sayang kusut tak terurus.
Aku ingin sekali bisa berada disamping nenek setiap hari. Ketika aku mengambil minyak angin dan mengurut dada nenek smbil mengusap-usap kening nenek yang sudah keriput. Nenek mulai sedikit membuka matanya. Entah dia sadar atau tidak, setahuku nenek sempat mengelus sedikit tanganku.
Dulu ketika aku kira-kira berumur 4 tahun, aku sangat ingat saat nenek masih dalam keadaan yang sehat. Aku bermain dokter-dokteran bersamanya. Nenek yang pura-pura sakit menjadi pasien dan aku menjadi dokter. Tetapi sekarang nenek benar-benar sakit, tidak pura-pura lagi.
Seandainya aku bisa menggantikan posisi nenek. Masa tua nenek yang terlantar. Tak ada yang memperhatikan keculi ayahku. Jika saja aku sudah tua nanti, apakah ada yang merawat aku? Aku takut masa tuaku terlantar. Nenek, andai masa tuamu tak seburuk ini. Aku akan selalu menyayangimu.
Lama aku berada di pojok tempat tidur nenek. Sepertinya aku dipanggil oleh ayah, mungkin mau balik pulang. Lekas aku berdiri dan memandangi nenek lagi. Aku usap rambutnya. Aku cium keningnya. Sepintas sepertinya ada yang aneh. Mungkin perasaanku saja. Lalu aku peluk nenek dalam tidurnya. Aku terkaget.tangan nenek melemah dan aku tak mendengar denyut jantungnya. Nafasnya pendek terengah-engah. Aku meneteskan air mata. Nenek meninggal dalam pelukanku. Pelukan terakhirku bersamanya.
Ternyata masa tua adalah masa yang sangat berharga. Masa detik-detik terakhir kita untuk bertemu orang yang kita sayang terakhir kalinya. Aku tak akan menyianyiakan waktu ini untuk orang yang aku sayangi. Karna aku tak mau orang yang aku sayangi seperti nenekku pergi sebelum aku membahagiakannya. Satu kesalahan yang aku perbuat adalah ketika nenek masih ada, aku tak pernah ada. Ketika nenek tak ada, aku ada dan menyesal akan kepergiannya. Aku sayang nenek dan selalu kau ada dihatiku bagian dalam jiwaku. Hembusan nafasmu akan tetap ada di dalam paru-paruku. Padahal aku belum sempat menyisir rambut nenekku.

Minggu, 09 November 2008

Saat aku bersepeda di lembah pujian

yang menghantarkaku pada pagi yang hangat. membuatku selalu tersenyum. padahal kemarin aku tertinggal akan bahagia. ketika aku bangun, kakiku tak kuasa menahan langkah. aku ingin melangkah setiap hari. walau aku sudah tengggelam di lahap sang mentari. seperti biasa aku mengambil sepeda kecilku. sesuatu yang berbeda dari biasanya. tak biasanya aku tak melihat kakek tua yang selalu tersenyum padaku. sepasang gadis berjilbab tak ada ku tengok. mungkin, hari sudak agak siang. memang sang mentari sudah agak terik hari ini. sedikit lebih siang dari biasanya, ada aneh. seorang anak kecil. kira-kira umu 4-5 tahun memainkan gendang. dia ditemani kakaknya sekitar umur 9 tahunan. mereka menjajakan tarian topeng monyetnya. sungguh sedih aku melihatnya. andai aku yang mempunyai adik yaitu mereka. aku tak akan tega membiarkannya.

sayang, waktu sudah menunjukkan pukul setengah 8. lekas aku mendayung agak cepat. hampir sandal jepitku putus. dipertigaan jalan aku belok ke kanan. sebenarnya arah rumahku sih kiri. sengaja aja, biar jalannya agak jauhan. males diem dirumah ga ada siapa. bosen jadi anak terlantar. mending nelantarin ndiri ajah, bayar sakit hati ndiri. wah wah... bari 3 kali berturut-turut aku menjalani aktifitas bersepeda ini. wow, badan tampaknya lebih sehat. aku melewati jalan tanpa penghuni di kanan kiri jalan. hanya sawah yang tebentang luas. hamparan sawah yang begitu hijau. wah gunung agung kelihatan dari sini. sempat aku berfikir, apakah semua ini akan bertahan?aku takut...sawah ini akan terganti. aku tak mau kehilangan.. sepintas, aku elihat seorang bapak petani yang lewat. senyum ramah terlihat dari wajah matanya. sorot matanya yang begitu lelah. membisu tanpa suara menggemburkan tanah dengan kerbaunya. adakah yang mau seperti itu kelak nanti?,, menjadi seorang petani. dianggap sebagai pekerjaan buruh dan kecil. ga seperti dokter atau profesor. kalau ga ada petani makan apa?,makan larutan NaCl atau makan Obat pembuat kenyang?..
mulai dari seorang akak kecil yang bermain kendang. hingga bapak petani yang tersenyum ramah. semua orang yang diciptakan Tuhan. termasuk aku. oramg mempunya masalah hidup sendiri yang berbeda.
seiring penghujung sawah. aku memutar sepedaku kearah kiri. syung.....syung.... aku berteriak lepas. seluruh probem melayang. aku mau terbang. jalan nya begitu menurun tajam. aku sering kesini. ini lembah pujian. di kiri dan kanannya adalah sungai batu. airnya masih jernih. sebentar aku menepi di pinggir jalan. lekas aku turun ke tepi sungai. mukaku basuh. dingin.
siap-siap menghadapi jalan yang menanjak tajam. wah wah kakiku serasa ingin copot. ditengah jalan menanjak hampir aku menyerah. maunya aku turun dari sepeda. rasanya ingin lepas saja kaki ini. tapi untung ada cowok cakep, dia naik sepeda kuning. dia tersenyum pada. aku hanya nyengir sambil ngos-ngosan. dia menertawaiku. kurang ajar...emang aku lucu apa. ga tau apa tenaga superku udah abis. eh,,aku uda nyampe diatas jalan. ehm..lho kok aku berhasil lewat lembah???aku bisa lewat jaln mencekam itu?? terimakasih Tuhan semoga aku bisa juga menghadapi masalahku ini. sama seperti aku melewati lembahMU.tak ada yang percaya lagi padaku. aku telah membuat kesalahan besar. Tuhan, Kaulah satu-satunya yang aku miliki. aku sayang Tuhan.

Kamis, 30 Oktober 2008

GAMBAR JARINGAN KOMPUTER











Ini adalah salah satu contoh jaringan komputer yang dapat kita lihat pada gambar di atas.

CARA MENGETAHUI JUMLAH SITUS YANG TERHUBUNG DENGAN BLOG KITA

1. MASUK KE GOOGLE
2. KETIK LINK:NAMABLOG LALU ENTER

MAKA BACALAH,,